reportasependidikan.com – BJ Habibie mengenyam pendidikan sekolah dasarnya di Pare-pare.
Setelah ayahnya wafat saat Habibie berusia 14 tahun, Habibie melanjutkan SMP di SMP 5 Bandung.
Kemudian melanjutkan masa SMA di Gouverments Middlebare School, di kota yang sama.
Setelah lulus SMA pada tahun 1954 Habibie melanjutkan kuliahnya di Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan teknik mesin.
Saat itu namanya masih Universitas Indonesia Bandung.
Baru beberapa saat belajar di ITB, tahun 1955 Habibie mendapatkan beasiswa dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk melanjutkan kuliah di Rhein Westfalen Aachen Technisce Hochschule (RWTH) Jerman dengan spesialisasi konstruksi pesawat terbang (Teknik Penerbangan).
Habibie mendapatkan gelar Ing dari Technische Hochschule Jerman pada tahun 1960.
Kemudian Habibie melanjutkan studi doktornya Technische Hochschule Die Facultaet Fuer Maschinenwesen Aachen Jerman dan mendapatkan gelar doktornya pada 1965.
Riwayat Karier
Setelah lulus, Habibie bekerja di sebuah industri kereta api Firma Talbot di Jerman.
Habibie kemudian melanjutkan studi doktornya sambil bekerja.
Tahun 1965-1969 Habibie bekerja sebagai Kepala Penelitian dan Pengembangan Analisis Struktrur Pesawat Terbang di Messerschmitt-Bölkow-Blohm atau MBB Hamburg.
Tahun 1969-1973 Habibie menjabat sebagai Kepala Divisi Metode dan Teknologi di MBB.
Tahun 1973-1978 Habibie diangkat menjadi Vice President sekaligus Direktur Teknologi di MBB.
Di tahun 1978 Habibie juga diangkat menjadi Penasihat Senior Bidang Teknologi untuk Dewan Direktur MBB.
Habibie resmi pulang ke Indonesia tahun 1974 karena diperintahkan Presiden Soeharto melalui utusannya Ibnu Sutowo untuk kembali ke Indonesia.
4 tahun pertama kepulangannya, yaitu pada 1974-1978 Habibie masih sering melakukan perjalanan ke Jerman.
Saat itu Habibie juga masih menjabat sebagai Vice President di MBB.
Pada tahun 1978 hingga 1997 Habibie menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi.
Habibie menjadi menteri Ristek yang pertama di Indonesia. Selain itu Habibie juga memimpin perusahaan BUMN Industri Strategis dan merangkap sebagai Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan juga diangkat sebagai Ketua Dewan Riset Nasional.
Pada tahun 1995, Habibie berhasil membuat pesawat terbang pertama Indonesia yang kemudian diberi nama N250 Gatot Kaca. Proyek pembuatan pesawat yang sukses ini mendapatkan sertifikasi dari Federal Aviation Administration.
3 tahun kemudian tepatnya tanggal 14 Maret 1998 Habibie ditunjuk presiden Soeharto mendampinginya sebagai wakil presiden.
Saat terjadi tragedi 1998, di mana Presiden Soeharto dipaksa mundur dari jabatannya sebagai presiden oleh para mahasiswa, Habibie diangkat menjadi presiden Indonesia ke-3. Namun Habibie hanya menjabat selama 1,5 tahun.
Lepasnya Timor Timur dari wilayah NKRI menjadi penyebab lengsernya Habibie dari kursi presiden setelah diadakan sidang umum MPR 1999.
Setelah tidak menjabat sebagai presiden RI, Habibie kembali ke Jerman.
Prestasi
– Mendapatkan julukan Mr. Crack oleh para spesialis penerbangan
– Mendapatkan gelar Profesor Kehormatan atau Guru Besar di ITB (Insstitute Reknologi Bandung) (1967)
– Mendapatkan gelar tertinggi di ITB, yaitu Ganesha Praja Manggala
– Mendapat penghargaan bergengsi Edward Warner Award dan Award von Karman
– Mendapatkan penghargaan Theodore van Karman Award dari Jerman
– Buku karangannya yang berjudul “Habibie dan Ainun” diangkat ke layar lebar.
Bisnis:
– Grup Ilthabi Rekatama (PT Ilthabi Bara Utama, Sound Oil, PT Krakatau Ilthabi Adhijaya, Asuransi Wuwungan, Majalah Orbit Digital, PT. Ilthabi Digital Edukasi)
– The Habibie Center
– PT Regio Aviasi Industri (RAI)
Keluarga
– Ayah: Alwi Abdul Jalil Habibie (Gorontalo)
– Ibu: Raden Ajeng Tuti Marini Puspowordjojo (Yogyakarta)
– Saudara Kandung:
Junus Effendi Habibie
Alwini Karsum Habibie
Satoto Mohammad Duhri Habibie
Sri Sulaksmi Habibie
Sri Rahayu Fatima Habibie
Sri Rejeki Habibie
Ali Buntarman
Suyatim Abdurrahman Habibie
– Istri: dr. Hj. Hasri Ainun Besari (menikah dengan Habibie pada tanggal 12 Mei 1962)
– Anak:
Prof. Dr. Eng Ilham Akbar Habibie
Thareq Kemal Habibie
Wafat
Anak BJ Habibie, Thareq Kemal Habibie mengumumkan bahwa BJ Habibie meninggal dunia pada Rabu (11/9/2019) pukul 18.03 WIB.
“Kami harus dengan sangat berat mengucapkan bahwa ayah saya, Bacharuddin Jusuf Habibie Presiden Republik Indonesia ketiga telah meninggal dunia jam 18.03. Jantungnya dengan sendiri menyerah,” kata Thareq Kemal.
Anak BJ Habibie menjelaskan bahwa BJ Habibie meninggal dunia karena penyakit jantungnya.
“Alasan meninggal karena telah menua dan kemarin saya katakan bahwa gagal jantung yang mengakibatkan (meninggal) karena penuaan itu. Organ-organ itu melemah dan tidak kuat lagi maka dari itu jam 18.05 (wafat).” lanjutnya.
Ia juga meminta masyarakat dukungan doa dan pengertiannya.
(SUMBER: TRIBUNNEWSWIKI.COM)