reportasependidikan.com – Setiap kali kamu ke dokter ketika sedang sakit, pasti dokter bakal menganalisa penyakit apa yang ada di dalam tubuh kamu, sehingga akan turun sebuah spekulasi akan penyakit yang kamu idap oleh sang dokter.
Setelah itu, sang dokter tentu saja bakal membuat resep untuk menebus obatmu di apotek, dan memperlihatkan resep yang ditulis oleh dokter kepada sang apoteker.
Namun masalahnya, ketika kita berjalan ke luar ruangan dokter itu sambil melihat kertas yang baru dicorat-coret sama sang dokter, kita pasti kebingungan, karena biasanya, tulisan dokter itu jelek-jelek sampe gak bisa kebaca!
Namun, bukan tanpa alasan, kok, para dokter menulis dengan jelek di kertas resep obatnya.
Pasalnya, tulisan dokter memang dibuat agar susah dibaca karena berkaitan dengan resep pemulihan dari sang pasien yang sangat dirahasiakan formula pembuatannya.
Nantinya, tulisan dokter itu akan menjadi sandi bagi para apoteker.
Jadi, tulisan jelek yang ditulis dokter itu agar menghindari resep tersebut tidak salah digunakan untuk hal buruk dan berbahaya.
Orang awam biasanya sering mengira bahwa resep obat dari dokter dapat digunakan berkali-kali untuk mengobati penyakit yang sama, padahal sama sekali tidak! Bahaya!
Meski penyakitnya sama, dokter akan memberikan resep obat yang berbeda, tentunya tergantung usia pasien, jenis kelamin, kondisi kesehatan, riwayat alergi dan lain-lain. (*)