Sosok Habib Husein Mutahar, Bapak Paskibraka

reportasependidikan.com – Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (paskibraka) adalah pemuda-pemudi pilihan yang mendapat kehormatan mengibarkan bendera merah putih di Istana Negara, provinsi dan kabupaten atau kota, saat perayaan hari kemerdekaan. Setiap tahunnya, selalu ada generasi baru pengibar bendera. Bagi yang pernah bertugas mengibarkan bendera, mereka tergabung di organisasi Purna Paskibraka Indonesia (PPI). 

Jika berbicara soal paskibraka, apakah kamu tahu sejak kapan adanya paskibraka?

Untuk memeringati hari kemerdekaan pertama kali di tahun 1946, Presiden Soekarno ingin sesuatu yang spesial. Sang merah putih harus diperlakukan secara istimewa. Maka dari itu, diutuslah seorang tokoh penting untuk membuat konsep upacara kemerdekaan.

Adalah Habib Husein Mutahar, salah seorang yang dimintai pertimbangan oleh presiden mengenai perayaan hari kemerdekaan pertama. Pria kelahiran Semarang, 5 Agustus 1916 itu akhirnya dikenal sebagai bapak paskibraka. Saat itu ia merupakan salah seorang ajudan presiden yang diberi perintah mengonsep upacara pengibaran bendera pertama. Karena perintah tersebut, dia akhirnya memiliki ide untuk memilih pemuda dari berbagai daerah dalam tugas pengibaran bendera.

Ketika upacara bendera pertama, ia menunjuk lima orang pemuda untuk bertugas mengibarkan bendera. Tiga orang merupakan pemuda yang bermukim di Yogyakarta dan dua lainnya merupakan pemudi dari daerah lain. Jumlah lima orang dimaknakan sebagai wujud perwakilan Pancasila.

Baru pada tahun 1967, Habib Husein Mutahar membuat konsep yang lebih matang tentang komposisi pasukan pengibar bendera. Ia membagi pasukan pengibar menjadi tiga. Yang pertama ialah Kelompok 17 yang bertugas sebagai pengiring dan pemandu. Kedua, Kelompok 8 yang bertugas sebagai kelompok inti pembawa bendera. Ketiga, Kelompok 45 sebagai pengawal.

BACA JUGA:  Ini Dia Sosok Penyumbang Emas Terbesar Monas

Waktu itu jabatan Habib Husein Mutahar sebagai Direktur Jenderal Urusan Pemuda dan Pramuka pada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Ia merupakan orang penting yang dimintai pendapat oleh Presiden Soeharto. Bahkan koreografi paskibraka yang dibakukan dan dianut hingga saat ini merupakan konsep Habib Husein Mutahar, lho.

Jasanya dalam mengibarkan Sang Merah Putih tidak hanya sebatas menyusun konsep paskibraka. Dulu ketika Agresi Militer Belanda II, pada 19 Desember 1948, Habib Husein Mutahar merupakan salah satu tokoh penyelamat Merah Putih. Istana Presiden yang bertempat di Yogyakarta dikepung dan beberapa petinggi negara ditawan. Habib Husein Mutahar lalu ditugaskan oleh Presiden Soekarno untuk melindungi Sang Merah Putih agar tidak jatuh di tangan Belanda.

Habib Husein Mutahar sempat dibuat bingung oleh keadaan itu. Akhirnya ia pun memiliki ide untuk merobek bendera menjadi dua belah merah dan putih. Tujuannya agar bendera tidak dikenali oleh pasukan Belanda, misinya pun berhasil.

Tidak hanya berjasa dalam melahirkan paskibraka dan menjaga Sang Merah Putih, Habib Husein Mutahar merupakan komponis berjasa yang menciptakan lagu-lagu tentang kebangsaan. Salah satu lagunya yang terkenal ialah Hari Merdeka, yang kerap dilantunkan setiap 17 Agustus. Lagu lain yang ia ciptakan ialah Hymne Syukur dan Dirgahayu Indonesiaku. []

Sumber: Brilio.net

Print Friendly, PDF & Email
(Visited 476 times, 1 visits today)

Tinggalkan sebuah komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

You cannot copy content of this page