Siswa Jarang ke Sekolah, Volunteer Mahasiswa Psikolog Turun Membantu

reportasependidikan.com — Sejak 2022, Direktur Yayasan Rumah Senyum Sehat, Zhuchri Kasman mendapati begitu banyak kasus anak yang tidak bersekolah diakibatkan oleh karena kondisi keluarga yang sudah tidak bersama di antara ayah dan ibu.

Namun ada yang berkeinginan untuk bersekolah walau tidak bisa masuk sekolah karena faktor tidak memiliki seragam dan perlengkapan sekolah maupun karena akibat data kependudukan yang bermasalah.

Tetapi ada juga siswa yang telah bersekolah, namun sangat jarang masuk sekolah dengan berbagai alasan.

Salah satu alasan siswa jarang bersekolah ada perpisahan antar orangtua. Dan akhirnya anak yang menjadi korbannya dengan terbengkalainya pendidikan anak yang mana itu yang akan menjadi kehidupannya kelak.

Kembali terulang di bulan Februari 2025 ini terdapat siswa yang memiliki masalah data kependudukan yang tertolak di Dapodik.

Dan akhirnya setelah Volunteer Pendidikan bersama Dukcapil Makassar membantu, timbullah keadaan di mana siswa diketahui sangat jarang ke sekolah.

Di sinilah, Zhuchri Kasman mengajak Volunteer yang berbasis keilmuan Psikologi untuk membantu memberikan bantuan untuk anak-anak tersebut.

Keadaan masa lalu menjadi alasan kenapa siswa ini perlu diberikan bantuan agar meraih cita-citanya dan memperbaiki kondisi keluarganya di masa depan.

Siswa SDI Mallengkeri Bertingkat ini In Syaa Allah coba dibantu dengan diberikan pendampingan psikologi.

Dan besar kemungkinan ibu dari anak-anak ini pun akan dicoba untuk dibantu agar secara psikologis akan bisa lebih baik dari sebelumnya. Karena masa depan anak-anaknya hari ini sangat mempengaruhi kehidupannya saat dewasa.

BACA JUGA:  SDN Panaikang I Dapat Bantuan Tempat Sampah Dari LCM Rajawali

Dua siswa yang jarang hadir ke sekolah itu pun ditemui oleh dua kakak mahasiswa Psikologi yaitu Sitti Rahmah dan Nur Awalya.

Pertemuan dua siswa yang merupakan adik kakak tersebut bersama kakak mahasiswa psikologi, berlangsung sekitar 1 jam.

Sedangkan kepala sekolah dan Zhuchri Kasman di tempat berbeda untuk ngobrol dengan nenek dari siswa tersebut.

Setelah pertemuan selesai, data kedua anak dan KTP si ibu yang telah ditarik oleh Dukcapil Makassar dari kabupaten lain, diserahkan kepada sang nenek pada tanggal 25 Februari 2025.

Pada saat nenek dan kedua cucunya pulang, maka kepala sekolah, Zhuchri Kasman dan kedua mahasiswa psikologi mencoba mendiskusikan hasil dari pembicaraan dua ruang, dari cerita sisi nenek dan dari sisi kedua anak tersebut di dua tempat berbeda.

Kedua kakak mahasiswa psikologi akan turun kembali untuk bertemu kedua siswa ini, bahkan kemungkinan juga untuk bertemu dan berdiskusi dengan ibunya. Agar bisa ditemukan kesimpulan yang lebih terbuka dan bisa lebih terperinci.

Print Friendly, PDF & Email
(Visited 36 times, 1 visits today)

Tinggalkan sebuah komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

You cannot copy content of this page