reportasependidikan.com – 28 guru dari berbagai daerah di Indonesia Timur melakukan kunjungan ke SD Negeri Unggulan Mongisidi I kecamatan Makassar, rabu (18/9).
Kunjungan guru yang didampingi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI ini untuk melihat langsung pelaksanaan pendidikan inklusi di sekolah tersebut.
Dra. Hj. Ajawati selaku kepala SDN Unggulan Mongisidi I mengatakan, kedatangan 28 guru ini untuk melihat proses penerapan pendidikan inklusi di sekolah kami. Mereka ingin melihat sendiri bagaimana anak berkebutuhan khusus (ABK) dalam mendapatkan pendidikan dan mengikuti proses belajar di sekolah ini.
Pada kesempatan ini, Hj. Ajawati pun menjadi pemateri serta berbagi pengalaman kepada peserta cara menangani siswa ABK.
Sementara itu, Imasdiana Aprilia dari Universitas Pendidikan Indonesia yang mendapat tugas dari Kementerian untuk mendapampingi 28 guru ini mengatakan, kegiatan yang kami laksanakan di kota Makassar ini adalah bimtek tentang penyelenggaraan pendidikan inklusi.
Guru-guru yang ikut dalam kegiatan ini adalah guru-guru level dasar yang belum pernah samasekali mengikuti bimtek seperti ini.
Dipilihnya SDN Unggulan Mongisidi I sebagai sekolah kunjungan karena kami mendapatkan rekomendasi bahwa SDN Unggulan Mongisidi I sebagai sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusi di kota Makassar.
Selain itu, dari sekian banyak materi ajar yang kami berikan kepada peserta, kami ingin melihat dan membagikan kepada peserta antara teori dengan praktek yang ada di lapangan.
“Setelah peserta melihat pelaksanaan dan penerapan pendidikan inklusi serta penjelasan dari ibu kepala SDN Unggulan Mongisidi I, para peserta telah bisa membuat kesimpulan dari kunjungan ini,” pungkasnya.
Salahsatu peserta dari peserta dari SD Inpres 68 Klasaman kota Sorong provinsi Papua Barat bernama Sulastri mengatakan baru melihat penerapan sekolah inklusi ini di SDN Unggulan Mongisidi I. Ternyata anak berkebutuhan khusus itu mempunyai guru pendamping khusus.
Di sekolah kami juga punya siswa berkebutuhan khusus namun tidak ada guru pendamping khusus yang mendampingi siswa tersebut. Ini karena kami tidak tahu. Namun setelah kami berkunjung ke sekolah ini, kami baru mengerti bahwa perlu adanya guru pendamping bagi siswa ABK.