reportasependidikan.com – Mungkin kita beranggapan bahwa pemilik mobil pertama di Indonesia adalah dari kalangan Belanda,. Ternyata anggapan itu tak benar. Justru pemilik mobil pertama di Indonesia adalah orang asli Indonesia, yaitu Sri Susuhunan Pakubuwono ke-10 atau PB X pada 1894 dengan merek Benz dengan tipe Benz Phaeton.
Kedatangan mobil milik PB X ini bisa dikatakan sebagai mobil pertama yang menjejakkan kaki di Indonesia. Pasalnya, mobil ini didatangkan hanya berselang delapan tahun setelah Karl Benz, pencipta Benz (sekarang Mercedes Benz) dan diakui sebagai pencipta mobil pertama di dunia, membuatnya.
Di era pemerintahannya saat itu, ada seorang masinis asal Inggris yaitu John C. Potter, membawa sepeda motor dari Jerman ke Indonesia pada tahun 1883. Pakubowono yang ingin terlihat mewah pun mendapatkan informasi bahwa di tahun 1885, sebuah pabrikan otomotif Jerman akan memproduksi mobil untuk pertama kalinya di dunia. Maka Ia pun meminta Potter membelikan mobil yang dikenal dengan nama Benz Phaeton tersebut dengan harga saat itu 10.000 gulden.
Sebelum sempat masuk jalur produksi pun, Benz Phaeton berhasil dikirim ke Tanah Air. Setelah tiba di Tanah Air pada tahun 1885, mobil pengganti kereta kuda ini dijuluki sebagai Kereta Setan. Pasalnya, kereta ini bisa berjalan tanpa ditarik kuda.
Jangan dibayangkan dengan menyandang merek Benz, berarti akan mewah seperti Mercedes Benz sekarang ini. Mobil milik PB X ini menyandang mesin satu silinder berkapasitas 2.000 cc dan bertenaga 5 horse power. Bannya pun masih menggunakan roda kayu, tetapi bisa menampung hingga delapan orang.
Yang sangat unik, DMG baru memulai produksi bus ini secara masal di tahun 1895, untuk memenuhi pesanan Nepthener Omnibus-Gessellchaft mbH untuk melayani rute North Rhine-Westphalia. Sedangkan Sang Raja sudah memboyongnya ke Tanah Air di tahun 1894. Kabin yang dipesan secara khusus oleh sang Raja pun dipilih tanpa menggunakan atap keras, melainkan atap kain. Model kendaraan terbuka seperti ini disebut pada jaman itu adalah Phaeton. Dari situlah nama Benz Phaeton berasal.
Tak heran, hingga kini mobil selain menjadi transportasi, juga menjadi penanda status sosial seseorang di masyarakat. Masuknya mobil pertama di Solo ini malah lebih dulu daripada Belanda kala itu. Belanda baru menerima mobil pertamanya di Den Haag pada 1896.
Di Asia Tenggara sendiri, Indonesia mendahului Thailand yang baru membeli mobil pada 1904. Sayangnya, mobil pertama ini terakhir terlihat pada 1924 saat dikapalkan ke Belanda melalui pelabuhan di Semarang, Jawa Tengah, untuk diikutsertakan dalam pameran mobil. Keberadaannya tidak diketahui, tetapi mobil serupa bisa dilihat di museum mobil Leidschendam, Belanda. Dari sini, beberapa raja lain di Indonesia juga mulai membeli mobil.
Contohnya masih dari keluarga raja lain di Solo pada 1907, Kanjeng Raden Sosrodiningrat, yang membeli sebuah mobil Daimler. Kabar burung beredar, PB X tidak mau kalah gengsi dengan gubernur jenderal di Batavia yang memiliki mobil sejenis. Berturut-turut, Bupati Brebes Raden Mas Ario Tjondro pada 1904 hingga Sultan Ternate pada 1913 mulai membeli mobil lain.
Sumber: Kompas.com | modifikasi.com