reportasependidikan.com – Kamis, 6 Oktober 2022 menjadi waktu yang disepakati oleh tim Massikola bersama Kepala Dinas Perpustakaan Kota Makassar untuk mengantarkan anak-anak dari kampung kumuh di sebelah Gedung Perpustakaan Kota Makassar.
Setelah pada Jumat, 23 September 2022 Kepala Dinas Perpustakaan bersama dua staf melakukan pendataan kepada 24 anak yang sempat terkumpul dibantu oleh tim Massikola, Asrijal dan Zhuchri Kasman.
Dengan berbagai tingkatan sekolah dan waktu putusnya serta ada sama sekali anak yang tidak pernah terdaftar di sekolah, sehingga tidak semua akan dimasukkan kembali ke sekolah.
Namun, ada beberapa yang akan disetarakan dengan mengikuti proses kejar Paket A, B dan C yang disesuaikan dengan ijazah terakhir yang mereka pegang.
Dari sini kemudian, tim pun mengkalkulasi, ada 10 anak yang terhitung masih usia sekolah dasar dan masih bisa dimasukkan ke dalam sekolah.
Dari lokasi anak-anak berdomisili ini, terdapat SD Inpres Maccini yang dipilih untuk memasukkan mereka ke dalam sekolah, baik yang putus sekolah maupun yang sama sekali belum pernah bersekolah.
Sekitaran pukul setengah 11 Zhuchri Kasman yang mewakili tim Massikola tiba di Gedung Perpustakaan Kota Makassar. Tapi tim tidak langsung bergerak, karena Kepala Dinas Perpustakaan bersama para staf masih sibuk bekerja dan merapikan barang-barang yang dimasukkan ke dalam Gedung Perpustakaan.
Ketika jam menunjukkan jam 11 lewat, akhirnya Kepala Dinas Perpustakaan bersama Tim Massikola langsung mengumpulkan anak-anak yang akan dibawa ke SD Inpres Maccini.
Yang sempat terkumpul saat itu berjumlah sekitar 7 anak yang ingin ke sekolah dan hanya ingin ikut ke sekolah menemani Kepala Dinas Perpustakaan. Karena dua di antaranya masih berusia dibawah 6 tahun.
Sambil berjalan kaki dari Gedung Perpustakaan Kota Makassar menuju SD Inpres Maccini, anak-anak ini terus bercengkrama dan berbicara bersama Kepala Dinas Perpustakaan. Hingga sesaat setelah masuk ke dalam sekolah, Kepala Dinas Perpustakaan bersama anak-anak ini ditemui oleh perwakilan guru dan operator Data Pokok Pendidikan (Dapodik) SD Inpres Maccini.
Kepala Sekolah UPT SPF SD Inpres Maccini, sedang berada di luar sekolah untuk menghadiri agenda rapat pada saat itu.
“Besar harapan saya dan kami sebagai masyarakat untuk bisa melihat masa depan anak-anak ini berubah jauh dari keadaannya sekarang dengan merasakan kesetaraan dalam mengakses pendidikan. Kami titipkan harapan ini kepada SDI Maccini bersama guru sekalian untuk mendidik mereka selama di dalam sekolah ini,” tutur Kepala Dinas Perpustakaan Makassar, Tenri Andi Palallo, S.Sos., M.Si.
Tim Massikola yang diwakili oleh Zhuchri Kasman pun menuturkan bahwa ini adalah kebijakan yang disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan Makassar untuk semua anak harus sekolah yang tertuang dalam 18 Revolusi Pendidikan Walikota Makassar yang dititipkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Makassar kepada tim Massikola jika menemukan anak putus dan tidak sekolah.
Tim Massikola pun mengharapkan pada proses adaptasi anak-anak ini agar dikroscek kepada orangtua siswa yang mana saja sudah memiliki Akta Kelahiran dan atau Nomor Induk Kependudukan (NIK) dari anak-anak yang dimasukkan ke sekolah. Agar jika ada yang belum memiliki kedua data tersebut, tim Massikola dan Tim Khusus Penanganan Anak Tidak Sekolah(ATS)/Anak Putus Sekolah(APS) dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) segera bisa ditindaklanjuti agar tersedia, sehingga mereka dapat terdaftar di Dapodik Kementerian Pendidikan Republik Indonesia.
Tidak lupa, Zhuchri Kasman menyampaikan pesan dari Founder Massikola (Makassar Siap Sekolah), dr. Udin Malik bahwa, “Kita berharap semua anak ini benar-benar bisa bersekolah karena merekalah yang akan melanjutkan perjalanan generasi zaman. Dan kita tidak pernah tahu berapa besar balasan Tuhan atas apa yang kita lakukan jika kelak anak-anak ini menjadi orang-orang yang sukses di kemudian hari jika mereka terdidik hari dibandingkan tak pernah sama sekali.”